"Jangan habis manis
sepah dibuang"
Apapun pendapat pengamat tentang umat Islam dinegeri ini....tapi banyak diberitakan pada saat kampanye untuk dipilih rakyat jadi pemimpin, mulai dari kades, cabup, cawalkot, cagub, capres dan cawapres-nya. Jadi semua berlomba-lomba sowan ke basis massa umat Islam...mungkin ada nyang mintak di doa'in, ada nyang mintak didukung ?....dan mungkin juga tak lupa nyawer atawa mbangun mushola dan masjid-nya, mungkin juga ada nyang di berangkatin umroh, agar doa' nya mintak dikabulkan...tak lupa para calon pemimpin dan pejabat itu memberi macam-macam janji politik yg sangat manis dan segala sumpahnya.....
Apakah cara seperti itu cukup mendidik ? " jika janji janji para pemimpin tidak ditepati, apakah setelah itu umat Islam tersebut tidak boleh kuciwa, getun, geram dan merasa nelongso....??? . apa kita boleh dengan enteng ngeledek, sinis, nyinyir, berbuat tidak adil pada umat Islam, ulama, kyai, tokoh-tokoh nya ???, ...tapi kita harus jujur bahwa kekuatan umat Islam yg tampak bereaksi seutuhnya seperti pada saat " perang mempertahankan kemerdekaan ditahun 1945 sd 1949, termasuk gerakan massa 411 dan 212 yg sangat dahsyat dan mengejutkan itu",
Seharusnya kita bisa cermati dengan bijak, jangan seperti habis manis sepah dibuang..umat Islam itu bukan cacing yg hanya bisa di injak setiap waktu...
(Bambang Sulistomo)
15/06/2021